Pengertian dan bagaimana cacar monyet bisa menular

BAGIKAN :

Pengertian

Cacar  monyet  (monkeypox) merupakan  penyakit  infeksi  virus  yang  disebabkan oleh    spesies virus Monkeypox dari genus Orthopoxvirus, famili Poxviridae, dan sub-famili yang dapat menginfeksi manusia, vertebrata, dan arthropoda.1

Virus cacar  monyet  ditemukan  pada  tahun  1958  ketika  diisolasi dari  lesi  penyakit vesikulo-pustular yang umumnya ada di kera Cynomolgus yang terdapat di Statens Serum institute, Coperhagen, Denmark2.Penyakit cacar monyet sebagian besar terjadi di hutan hujan Afrika  bagian  tengah dan barat  pada  hewan  pengerat  liar. Walaupun  belum  menjadi pandemi secara global, namun sejak januari 2022, 3413 laboratorium dari 50 negara telah mengkonfirmasi munculnya  penyakit cacar  monyet ini  dan  ada yang  sudah  meninggal,sehingga menjadi perhatian secara khusus3.

 

Bagaimana cacar monyet bisa tertular ?

Penularan  cacar  monyet  kepada  manusia  dapat  terjadi  melalui kontak  langsung antara manusia dengan cairan tubuh:darah, lesi kulit, mukosa hewan yang terinfeksi atau dengan memakan daging yang tidak dimasak dengan benar. Cacar monyet ditularkan oleh spesies hewan yang diduga sebagai pembawa virus primer. Setelah terpapar, terdapat masa inkubasi rata – rata 12 hari. Hewan itu menjadi sakit dan berpotensi menularkan virus ke manusia dalam waktu yang dekat. Penularan juga dapat terjadi dengan kontak antar manusia yang terinfeksi monkeypox.

Faktor Risiko 

Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit cacar monyet di antaranya adalah pekerjaan (petani, peternak, pemburu), jenis kelamin (pria lebih besar daripada wanita), usia (usia > 36 tahun lebih rentan terkena cacar monyet), kepadatan rumah tangga, kejadian digigit hewan yang dapat terinfeksi (Claire et al, 2017).

Tanda dan gejala 

Gejala awal yang timbul dari penyakit cacar monyet adalah demam, sakit kepala, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening leher, ketiak, atau selangkangan. Setelah gejala awal (fase prodromal) selama 1 – 3 hari akan terjadi fase erupsi dengan gejala munculnya ruam atau lesi pada kulit mulai dari wajah kemudian menyebar secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah menjadi melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian mengeras dan pecah. Perbedaan utama dengan penyakit cacar air terletak pada gejalanya, yaitu pada penyakit cacar monyet terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, sedangkan pada penyakit cacar air tidak terjadi. (Kemenkes RI, 2019).

Prognosis 

Pasien monkeypox dengan kekebalan atau masalah kesehatan lain adalah malnutrisi atau masalah paru-paru, komplikasi infeksi bakteri sekunder, pneumonia, keterlibatan pada mata dan dehidrasi. Perkiraan tingkat kematian 10% yang lebih lama dipublikasikan, tetapi dalam 10-15 tahun terakhir, angka ini telah direvisi menjadi kurang dari 2% orang yang terinfeksi, dengan kasus terburuk berasal dari infeksi hewan ke manusia, bukan orang ke orang (Patrick, 2018).

Pemeriksaan 

Pemeriksaan untuk mendiagnosis cacar monyet dapat dilakukan dengan melakukan tes PCR dengan sampel koreng atau swab pada bagian dasar vesikel.(4)

Pencegahan

Pencegahan terhadap penyakit cacar monyet dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  1. Menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), seperti cuci tangan dengan air dan sabun atau alkohol.
  2. Menghindari kontak langsung dengan hewan (tikus atau primata), hewan liar lain, dan konsumsi darah atau daging hewan liar (bush meat).
  3. Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.
  4. Melakukan antisipasi bagi pelaku perjalanan dari wilayah endemik cacar monyet.
  5. Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung) saat menangani pasien atau binatang yang sakit
  6. Merekomendasikan vaksinasi variola dalam waktu 2 minggu, idealnya sebelum 4 hari, setelah paparan.

 

 

 

(Kemenkes RI, 2019).

Sumber :

  1. Mahendra P, Mengstie F, Kandi V. 2017. Epidemiology, diagnosis, and control of monkeypox disease: A comperehensive review. American Journal of Infectious Disease and Microbiology. Vol. 5(2):94 – 9
  2. Bhunu CP,  Mushayabasa  S,  Hyman JM. 2012. Modelling HIV/AIDS and monkeypox co – infection. Journal of Applied Mathematics and Computation. 218: 9504 – 9518
  3. WHO]  World  Health  Organization.  2022.  Multi -country  monkeypox  outbreak:  situation  update.[Internet].    Tersedia    pada:https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON396 (diakses pada 5 Juli 2022)
  4. Ryan, E., Hill, D., Solomon, T., Endy, T. and Aronson, N., 2020. Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. Edinburgh: Elsevier.